Selasa, 15 Desember 2009

Are you gonna be my girl? ~ 1


annyong ^_^

"Himawari.. gimana style cowo kamu?" tanya In-su. "Dae-hyun is your style?"

Heh? Kenapa jadi nyasar ke Dae-hyun sih?!

"I don't know~~~" jawab saya. "Waeyo?" (why?)

"Kenyang... " (nothing). "Cigem, Dae-hyun yoja jinggu obsoyo."

"So what? if he dont has girl friend, it's not my business... right?"

"You can make relationship with him"

Gila..!

Sejak putusnya Dae-hyun sama girlfriendnya... berbagai kalangan jadi menjodoh-jodohkan saya dengan sang senpai itu. Dari lab-mate, another lab-mate, yuna (room-mate), sampai gyosunim (doh). Malah yang parah Chung-hee bilang gini pas saya menyiapkan dinner buat Dae-hyun...

"Himawari, coba deh kamu bilang ke Dae-hyun gini pas kasih makan malam... Jagiya~~~"

"Jagiya? apa itu?"

"Itu panggilan lainnya Dae-hyun..."

"Really?" dengan tampang tidak yakin. Karena mereka pada ketawa-ketawa setelahnya. Ini pasti ada yang aneh.

Dan setelah saya korek-korek... ternyata bener.

"Jagiya itu panggilan istri untuk suaminya..." kata In-su 

(doh)

Untung gak jadi manggil begituan. Coba kalo itu terjadi, wuih... mau taruh mana muka saya?? Lalu... sebenarnya gimana sih hubungan saya dengan Dae-hyun itu? Bisa dibilang, kami banyak kemiripan selera, dia tau cara buat saya tersenyum dan tertawa, dia selalu ada di saat saya butuh (sapa lagi yang saya mintain tolong kalo gak dia? haha), and he can read my mind. Yang lucu itu waktu saya mengeluarkan sesuatu dari tas saya... dia langsung tau loh.

"Oh, thank you ~~~"

Heh?!

Padahal saya belon mengeluarkan apa-apa. Jadi ilfil deh untuk ngasih sesuatu sama si senpai (doh).

Bukan hanya itu, sepertinya pemikiran kami sama deh. Kami sering sekali bajunya kembar. I mean, the same colour. If it's not black... ya pink. Padahal kami sama sekali ga janjian. Dan jujur saya sangat risih dengan ini. Jadi banyak yang bilang kalo kami ini couple (annoyed). Yang memalukan adalaaaahh... pas lab-meeting. Kami duduk bersebelahan. Saya pake sweater pink, dan dia pake kaos lengan panjang pink. Pak prof dan para baksanim senyum-senyum melihat kami. Arggh. 

Hmm,

sebenarnya saya takut dengan ini. Saya takut bermain dengan perasaan. Saya takut terjadi apa-apa nantinya. Dan keadaan juga mendukung untuk itu. Ini tidak bisa dibiarkan

(bersambung....)

~ Himawari